Dalam bahasa Indonesia, footnote memiliki arti catatan kaki. Dalam penulisan sebuah karya ilmiah, adanya footnote atau catatan kaki menjadi salah satu unsur yang penting. Dengan adanya footnote, pembaca akan tahu dari mana kamu mendapatkan teori atau bersumber dari mana kutipan yang kamu cantumkan.
Terlebih lagi bagi mahasiswa, penting untuk menambahkan footnote atau catatan kaki di karya ilmiah yang kamu buat, seperti makalah, paper, jurnal hingga skripsimu agar terlihat berkelas.
Teruntuk kamu yang belum tahu bagaimana cara membuatnya, mari simak ulasannya di bawah ini hingga selesai, ya!
Sekilas Tentang Footnote
Merujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, yang dimaksudkan footnote atau catatan kaki yaitu berupa keterangan yang dicantumkan di margin bawah halaman buku untuk menambah rujukan uraian dari naskah pokok.
Kamu pasti pernah melihat angka berukuran kecil seperti tanda pangkat yang dituliskan di akhir kalimat sebuah buku, bukan? Angka berukuran mini tersebut kemudian akan mengarahkanmu pada catatan di bagian bawah halaman buku yang menuliskan sumber dari kalimat yang tadi telah kamu baca. Itulah yang dimaksud dengan footnote. Jika dalam sebuah buku atau jurnal terdapat lebih dari satu footnote, maka penulisannya harus diurutkan (1, 2, 3, dst).
Footnote ini sendiri dapat berupa rujukan lain atau tambahan sumber lain bagi pembaca. Selain itu, footnote memiliki beberapa singkatan lain. Di dalamnya juga terdapat sejumlah unsur yang harus dilengkapi dalam penulisan. Jadi, dalam menuliskannya, kamu tidak boleh asal dan harus mengikuti langkah-langkahnya secara berurutan.
Fungsi Footnote
Bersumber dari laman gurupendidikan.co.id, footnote atau catatan kaki memiliki beberapa fungsi, yakni :
- Memberikan keterangan dan penjelasan mengenai sumber dari kutipan penyusunan daftar bacaan pada karya ilmiah agar bisa dimengerti oleh pembaca.
- Sebagai bentuk menghargai sumber kutipan yang dikutip agar pembaca karya ilmiah mengetahui sumber kutipan yang digunakan.
- Guna menunjukkan referensi lain agar pembaca karya ilmiah dapat mengetahui ulasan yang lebih jelas mengenai istilah yang digunakan.
- Untuk memperluas diskusi suatu masalah tertentu di luar konteks dan teks.
- Untuk menunjukkan adanya peminjaman atau pengambilan dari bahan yang digunakan (untuk fakta-fakta yang bersifat umum tidak perlu diberi footnote).
- Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata-kata seperti : Lihat…, Bandingkan…, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam…, dan lain sebagainya.
Unsur-Unsur Footnote
Pada umumnya, unsur-unsur yang berada dalam footnote adalah sama, baik untuk penulisan footnote jurnal, skripsi maupun karya ilmiah lainnya. Namun dalam artikel kali ini, kami akan membahas secara khusus unsur-unsur footnote dari jurnal.
Di antaranya sebagai berikut :
- Nama pengarang
Dalam penulisan nama pengarang di footnote jurnal, nama yang ditulis harus lengkap. Tidak seperti daftar pustaka, kamu tidak perlu membalik nama pengarang. Tulislah nama pengarang dari nama depan, tanpa menambahkan gelar akademik. Jika pengarang lebih dari satu, kamu dapat menambahkan dkk (dan kawan-kawan) setelah nama pengarang pertama.
- Judul jurnal yang digunakan
Tuliskan judul jurnal dengan huruf yang dicetak miring atau italic.
- Nama jurnal
Dalam menuliskan nama jurnal, kamu perlu menulisnya dengan huruf yang dicetak miring atau italic layaknya judul.
- Volume dan nomor jurnal
Hal ini penting kamu tulis untuk mengetahui edisi ke berapa jurnal diterbitkan di tahun tertentu.
- Bulan dan tahun penerbitan
Agar lebih lengkap, cantumkan pula bulan dan tahun terbit jurnal secara berurutan.
- Nomor halaman
Tuliskan juga di halaman berapa kutipan yang kamu gunakan dalam jurnal berada.
- Tanda titik
Terakhir, hal kecil namun kerap disepelekan, jangan lupa untuk menambahkan tanda baca titik di akhir footnote yang kamu tulis.
Singkatan dalam Footnote
- Ibid
Ibid artinya di tempat yang sama. Maksudnya, ibid digunakan untuk menjelaskan bahwa catatan tersebut sama dengan catatan yang telah ditulis sebelumnya.
Misalnya :
1 Intan Gabriella. Jakarta Tempo Doeloe (Jakarta: Fun Reader Publishing. 2019) 5-7.
2 Ibid. 5.
- Op. cit
Op.cit. adalah singkatan dari Opere citato yang bermakna telah dikutip.
Singkatan ini digunakan untuk menunjukkan jika catatan kaki tersebut disisipkan catatan kaki yang lain. Dalam op.cit juga dijelaskan dengan menuliskan nama pengarangnya namun berbeda halaman.
Misalnya :
1 Felya Ranee. “Indonesian Democracy”. Ditulis di Routledge Handbook of World Democracy. ed, Felya Ranee dan Bella Stuart (New York: Routledge. 2012). 9.
2 Felya Ranee dan Bella Stuart. “How's World Democracy”. Ditulis di Routledge Handbook of World Democracy. ed, Felya Ranee dan Bella Stuart (New York: Routledge. 2012). 176.
3 Felya. Op.Cit. Indonesian Democracy. 9.
- Loc. cit
Loc.cit ialah singkatan dari Loco citato yang memiliki arti dikutip dari tempat yang sama. Singkatan ini dipakai ketika kamu mengutip halaman yang sama dari sumber yang baru saja dikutip (belum diselang oleh sumber lain).
Misalnya :
1 Snow Nancy. “Rethinking Public Diplomacy”. Ditulis di Routledge Handbook of Public Diplomacy. ed, Snow Nancy dan Taylor Philip (New York: Routledge. 2008). 5.
2 Robert Collin dan John Ammy. “Credibility and Public Diplomacy”. Ditulis di Routledge Handbook of Public Diplomacy. ed, Snow Nancy dan Taylor Philip (New York: Routledge. 2008). 9.
3 Snow. Loc.Cit. Rethinking Public Diplomacy.
Cara Menulis Footnote Jurnal
1. Tuliskan angka pangkat setelah tanda titik di akhir kalimat yang merujuk pada sumber lain.
2. Nomor catatan kaki harus menjorok ke dalam sebanyak lima-tujuh ketukan spasi. Hal ini dapat menyesuaikan tergantung ketentuan yang berlaku di masing-masing instansi.
3. Tulislah footnote sesuai unsur-unsur yang ada seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yakni nama pengarang, nama jurnal dan lain-lain.
4. Berikan satu jarak spasi pada footnote.
Jika sudah mengikuti cara-cara di atas, maka footnote dari jurnal contohnya akan seperti ini :
1 Cynthia P. Schneider. “The Unrealized Potential of Cultural Diplomacy: Best Practice and What it could be, If Only…” The Journal of Arts Management, Law, and Society. Vol, 39 No,4 (2009). 269.
Demikianlah informasi yang dapat kami bagikan untukmu mengenai penulisan footnote dari jurnal. Untuk mengakses artikel informatif lainnya, kamu dapat kunjungi website Universitas123.