Inovasi teknologi pertanian membantu mempermudah manusia pada sektor pertanian. Teknologi di Indonesia berperan penting untuk perkembangan alat produksi, termasuk pemanfaatan pertanian dan juga irigasi.
Inovasi teknologi juga disuguhkan oleh anak-anak bangsa di Indonesia. Semua inovasi berikut mampu memberikan kontribusi cukup besar pada bidang pertanian dan lingkungan sebagaimana berikut:
1. Bioplastik
Kevin Kumala, seorang pemuda dari Bali berhasil membuat inovasi bioplastik sebagai bentuk keseriusannya dalam mengatasi masalah sampah di Pantai Bali.
Percobaan bahan plastik menggunakan singkong, kedelai, dan juga jagung akhirnya berbuah manis. Kevin Kumala mencoba menggunakan singkong untuk bahan plastik yang justru lebih terjangkau, aman bagi makhluk hidup serta bisa hancur jadi kompos tanaman dalam waktu 90 hari.
2. Penghasil Listrik
Inovasi berikutnya yaitu seorang lulusan MTs Negeri 1 Langsa, Aceh membuat listrik menggunakan pohon kedondong sejak usia 12 tahun. Saat itu, ia sedang memperoleh pelajaran tentang kedondong, belimbing, mangga, atau buah asam lainnya bisa menghasilkan arus listrik.
Kemudian, ia mencoba pada pohon kedondong dengan bantuan logam, tempaga, tisu atau kain. Dari sinilah, ia mencoba melubangi pohon, kemudian menggunakan tembaga dan logam yang sudah dilapisi kain atau tisu, kemudian diletakkan kedalam lubang pohon. Tisu atau kain menyerap asam pohon, sehingga membuat logam dan tembaga bisa mengalirkan arus listrik.
3. Aplikasi Pemantau Tanaman
Habibi Garden menciptakan aplikasi yang disebut dengan Habibi. Perusahaan startup Indonesia tersebut membuat aplikasi ini untuk memantau secara real time. Aplikasi tersebut berguna bagi para petani dalam mengurangi kerusakan tanaman serta meningkatkan hasil panennya.
Penggunaan aplikasi ini terbilang sangat sederhana. Para petani hanya perlu meletakkan alat di lahan, kemudian seluruh data cahaya, kadar air, temperatur, nutrisi tanah, dan kelembaban bisa langsung diproses dan dikirimkan pada smartphone. Terdapat pengontrol yaitu Habibi dosis pump supaya para petani bisa memberikan pupuk maupun air pada tanaman secara tepat dan terukur.
4. Helm Green Composite
Inovasi teknologi pertanian berikutnya, yaitu helm green composite hasil penemuan Siti Nikmatin, seorang dosen fakultas MIPA IPB akhirnya menciptakan helm dari serat tandan kosong kelapa sawit. Helm dari serat tumbuhan tersebut punya 20% serat tumbuhan dan sisanya yaitu polimer akrilonitril butadiena stiren atau ABS yang membuatnya tahan benturan.
Helm Green Composite juga disebut sebagai salah satu helm dengan skor cedera kepala mencapai 800 poin. Sedangkan untuk helm SNI tidak lebih dari 3000 poin. Helm tersebut lolos, sesuai standar negara Amerika yang tidak lebih dari 1000 poin, sehingga berpeluang untuk dipasarkan secara internasional.
5. Drone Sawah
Indonesia bukanlah pembuat drone. Tetapi, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian di Kabupaten Pati, Jawa Tengah menggunakan teknologi ini untuk kegiatan pertanian. Drone ini berfungsi sebagai penyemprot pestisida secara efisien dan cepat.
Cara ini bertujuan mengurangi adanya paparan pestisida dalam proses penyemprotan, terutama pada lahan yang luas. Dari pemaparannya diketahui bahwa drone sawah bisa menyelesaikan penyemprotan pestisida dalam waktu setengah jam untuk luas sawah satu hektar. Sedangkan jika menggunakan cara manual bisa mencapai waktu tiga jam.
Sekarang, kamu jadi lebih tahu banyak hal tentang inovasi teknologi pertanian. Kamu wajib bangga karena Indonesia punya banyak sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif dalam menjawab tantangan ataupun permasalahan pada sektor pertanian melalui pemanfaatan teknologi saat ini.