Landasan bimbingan konseling dibagi dalam 7 jenis. Layanan bimbingan dan konseling pasti membutuhkan pondasi supaya tetap kokoh. Bimbingan konseling pasti butuh hal pokok seperti penguat yang tidak bisa ditawar.
Sehingga layanan bimbingan konseling perlu dilaksanakan dan dikembangkan. Kapan saja ada orang yang mempermasalahkan layanan pada bimbingan konseling, seorang konselor bisa menjawabnya berdasarkan landasan.
Apa Saja Landasan Bimbingan Konseling?
Landasan jika mengikuti definisi harfiah, bermakna tumpuan, pijakan, atau alas. Fondasional diambil dari kata fondasi yang artinya fundamen atau hal mendasar. Berikut adalah macam-macam landasan pada bimbingan konseling:
1. Landasan Yuridis
Sebagai negara hukum, Indonesia mempunyai aturan tertulis, mengikat, juga berlaku bagi masyarakatnya. Semua hal yang berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling sudah diatur dalam UUD 1945, UU No.20 Tahun 2003 berhubungan dengan Sistem Pendidikan Nasional sampai Permendikbud No.111 Tahun 2014 berhubungan dengan BK pada jenjang pendidikan dasar sampai menengah.
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah layanan bimbingan konseling berdasar nilai luhur filsafat. Filsafat adalah induk semua ilmu. Dengan berfilsafat, maka seseorang pasti menjunjung tinggi kebenaran dan kebijaksanaan. Cabang filsafat juga tidak lepas dari etika, logika, dan estetika. Semua hal tersebut adalah dasar-dasar bagi konselor.
Tidak hanya logika, etika, tapi juga estetika tataran praktik. Untuk tingkat lanjut, konselor atau guru BK juga harus paham tentang ontologi, epistemologi, juga aksiologi pada BK. Ontologi berhubungan dengan BK, sedangkan epistemologi berhubungan dengan semua hal yang harus dilakukan. Aksiologi juga berhubungan dengan tujuan pelaksanaan bimbingan konseling.
Dari landasan filosofis, upaya bimbingan dan konseling tidak menyimpang dengan nilai-nilai kemanusiaan. Konselor berinteraksi dengan klien melihat dan memperlakukan klien sebagai manusia dengan berbagai keunikan dan dimensinya. Konselor wajib memahami landasan filosofis tersebut.
3. Landasan Religius
Indonesia mempunyai landasan Ketuhanan Yang Maha Esa. Semua penduduk pasti punya kepercayaan dan agama, mulai dari agama Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu, Konghucu, dan juga aliran kepercayaan.
Landasan religius untuk BK seharusnya memposisikan klien atau konseli sebagai makhluk Tuhan. Konselor juga wajib menetapkan profesi sebagai medan amal beribadah. Landasan religius tidak tentang memerintahkan konselor atau guru BK seperti tokoh agama. Konselor justru harus memprioritaskan pada teladan perilaku religius, bukan merintah.
4. Landasan Psikologis
Seorang konselor harus paham tiap perilaku manusia pasti punya makna yang wajib kamu tebak. Perilaku manusia juga selalu ada motifnya, juga berhubungan dengan fenomena masa lalu.
Konselor juga wajib tahu bahwa individu mempunyai perkembangan berbeda. Hal ini karena masing-masing individu pasti punya bakat dan kecerdasan bervariasi. Individu juga punya kebutuhan psikis berbeda.
Seorang konselor wajib paham tentang teori psikolog. Terdapat tiga hal yang bisa mempengaruhi perkembangan individu. Contohnya nativisme, empirisme, dan lainnya.
5. Landasan Sosial
Sebagai makhluk sosial, individu langsung dan tidak langsung adalah produk kehidupan sosial. Kehidupan sosial yaitu kearifan lokal, sesuai adat dan kearifan lokal.
Konselor juga harus peka terhadap adat dan kebudayaan yang sangat sensitif dan dijunjung masyarakat tertentu. Guru konselor yang bekerja pada lembaga pendidikan multikultural misalnya, harus paham tentang landasan sosial, paham bahwa masing-masing individu pasti memiliki fanatisme.
6. Landasan Pedagogis
Landasan bimbingan konseling berikutnya yaitu landasan pedagogis, dimana tujuannya adalah untuk mendukung keberhasilan tujuan pendidikan dengan berprioritas pada long life education dan education for all.
Guru bimbingan konseling harus memprioritaskan klien tentang apa yang harus digunakan untuk dikembangkan seumur hidup. Layanan bimbingan konseling juga tidak bisa dilepaskan dari sektor pendidikan, sekaligus harus ada bentuk upaya mendidik.
7. Landasan Teknologi Informasi
Di era yang serba canggih, adalah hal biasa apabila siswa mempunyai smartphone. Tujuannya adalah mencari informasi, berkomunikasi, hingga untuk kebutuhan lainnya. Guru sampai saat ini masih ada yang menggunakan pendekatan lama, bahkan tidak sedikit yang justru tidak ingin menggunakan komunikasi modern.
Dalam hal ini, seorang guru BK sebaiknya tidak boleh gagap tentang fenomena teknologi informasi modern. Guru BK harus paham dan mampu mempraktekkan berbagai pendekatan dalam menguasai teknologi informasi supaya tidak kalah unggul dengan para siswa yang menyebabkan siswa menjadi apatis.
Itulah informasi lengkap tentang apa saja landasan bimbingan konseling yang bisa kamu pelajari. Dari informasi ini, kamu bisa tahu banyak hal bahwa landasan-landasan tersebut sifatnya sangat fundamental.