Tidak akan ada habisnya jika membahas kekayaan seni dan budaya yang ada di nusantara. Sebagai negara kepulauan yang luas, tentunya Indonesia memiliki banyak kekayaan seni dan budaya yang sangat menarik untuk dipelajari dan wajib kita lestarikan.
Salah satu di antaranya adalah musik dari daerah Maluku. Provinsi yang dipimpin oleh IRJEN POL (PURN) Drs. Murad Ismail ini memiliki luas wilayah 62.946 km² dengan ibu kota Ambon. Mungkin kamu sudah pernah mendengar alat musik Tifa dan Ukulele, bukan? Alat musik tradisional tersebut berasal dari provinsi penghasil rempah-rempah ini, lho!
Selain Tifa dan Ukulele, ada banyak alat musik lain yang berasal dari daerah Maluku. Untuk mengetahuinya, simak pembahasannya di bawah ini!
Alat Musik dari Maluku
Daripada penasaran, yuk, langsung saja disimak! Berikut beberapa alat musik dari Maluku yang memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing :
Tifa
Yang pertama, mari kita bahas terlebih dahulu alat musik yang sering kamu temukan di buku Atlas atau buku pelajaran di sekolah. Nama alat musik ini adalah Tifa. Daerah asalnya bukan hanya dari Maluku saja, melainkan juga ada yang berasal dari Papua. Hanya saja, yang berasal dari Papua berbentuk melengkung serta memiliki pegangan.
Cara memainkan Tifa asal Maluku yang berbentuk seperti tabung ini adalah dengan cara dipukul menggunakan Gaba-gaba, tongkat pemukul yang terbuat dari pelepah dahan sagu. Di Maluku, Tifa biasa digunakan untuk mengiringi acara ritual, pertunjukan musik atau pengiring tarian tradisional dan pesta rakyat.
Ukulele
Sudah familiar juga dengan alat musik yang satu ini bukan? Tapi tahukah kamu bahwa asalnya dari "The Spicy Island", Maluku?
Ukulele adalah alat musik dari Maluku yang berbentuk seperti gitar, terbuat dari kayu, tempurung kelapa dan senar. Hanya saja, ukuran Ukulele lebih kecil 40-50 cm dari gitar pada umumnya.
Fu
Fu adalah alat musik yang terbilang cukup unik karena terbuat dari kerang. Fu biasa ditiup di zaman dahulu oleh Raja untuk memulai pengumuman kepada rakyat.
Untuk memainkan alat musik ini, kamu memerlukan teknik pernafasan yang baik, karena alat musik ini menghasilkan suara yang keras disertai dengungan.
Tahuri
Satu lagi alat musik dari Maluku yang terbuat dari kerang, yakni Tahuri. Jika ditiup, alat musik ini akan mengeluarkan suara yang merdu.
Pada zaman dahulu, Tahuri dibunyikan untuk memanggil roh leluhur yang juga dapat dianggap sebagai bentuk penghormatan. Selain itu, alat musik ini turut digunakan sebagai pemberi tanda bahwa akan terjadi suatu peristiwa. Oleh karena itulah alat musik ini dinamakan Tahuri, bersumber dari kata "Hua" yang berarti pertama dan "Uri" yang artinya bunyi, jadi maknanya adalah "bunyi yang pertama kali ke luar dari permukaan bumi." Menarik, bukan?
Di samping itu, pernahkah kalian mendengar atau melihat Tari Cakalele? Tarian tradisional tersebut biasa ditampilkan dengan diiringi alat musik Tahuri.
Rumba
Rumba adalah alat musik dari Maluku yang terbuat dari tempurung kelapa berisi pasir dan kerikil. Alat musik ini mempunyai pegangan yang terbuat dari kayu. Untuk memainkannya, kamu hanya perlu menggoyang-goyangkannya sampai menghasilkan suara.
Floit
Floit atau seruling bambu adalah alat musik yang biasa digunakan sebagai pengiring di pesta pernikahan, pertunjukan musik dan juga pengiring lagu di gereja. Karena bentuknya serupa dengan seruling, secara otomatis cara memainkannya adalah dengan cara ditiup. Uniknya, Floit bisa menghasilkan suara yang berbeda, seperti bass, tenor, sopran dan alto.
Totobuang
Totobuang adalah alat musik yang terbuat dari kuningan. Bentuknya seperti Gamelan dari Jawa, terdiri dari gong berjumlah 12-14 buah yang ditata. Di samping itu, Totobuang juga dilengkapi dengan empat jenis tifa lainnya yang memiliki nada tersendiri, yaitu tifa fasa, tifa bass, tifa fikir dan tifa potong.
Hawaian
Hawaian adalah alat musik yang terbuat dari kayu dan bahan kawat untuk dawainya. Alat musik ini biasa dimainkan bersama dengan alat musik dari Maluku lainnya seperti tifa, gitar, rimba dan ukulele. Dimainkan dengan cara dipetik menggunakan alat yang terbuat dari plat besi dan kaca.
Yangere
Yangere merupakan musik adaptasi dari Portugis. Penduduk Maluku biasa memainkannya di masa bercocok tanam atau berkebun. Selain itu, biasa juga dimainkan di pesta, upacara keagamaan dan hari-hari besar lainnya.
Yangere dimainkan bersama dengan alat musik lainnya, yaitu hitara lamoko, bas kasteh atau tali dua, kolole, koroncongan, tam-tam dan loca-loca.
Bulu Aer
Apakah Bulu Aer maksudnya adalah air yang memiliki bulu? Tentu saja tidak, hehe. Karena pembahasan kali ini merujuk pada alat musik Bulu Aer. Biasa dipakai sebagai musik pengiring acara keagamaan, alat musik dari Maluku yang satu ini dimainkan dengan cara ditiup memakai pipa atau besi berisi air. Untuk sekedar informasi, mengutip dari Wikipedia, jumlah penduduk Maluku yang beragama Kristen sebanyak 739,37 ribu jiwa atau 39,42%, yang beragama Katolik mencapai 128,89 ribu jiwa atau 6,87%, sementara sisanya kurang lebih sebanyak 10,08 ribu jiwa atau 0,54% menganut aliran kepercayaan.
Demikianlah informasi seputar alat musik dari Maluku yang bisa menambah pengetahuanmu soal kebudayaan dan seni dari tanah air tercinta. Simak artikel informatif dan menarik lainnya di website Universitas123.