Menulis jurnal pemuliaan tanaman bukanlah yang mudah dibayangkan. Indonesia adalah negara agraris, sehingga industri pertaniannya punya peluang besar agar bisa bersaing di pasar global.
Indonesia juga mempunyai lahan subur dengan potensi pengembangan industri sektor pertanian dalam menghasilkan benih unggul. Inilah peran penting pemuliaan tanaman. Dari sini, akan menghasilkan produksi pertanian, termasuk bagaimana cara mendapatkan benih unggul.
Jurnal Pemuliaan Tanaman Membahas Apa?
Benih merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sektor pertanian. Bibit atau benih tanaman sangat bergantung pada faktor genetik, untuk memastikan apakah bibitnya unggul atau tidak.
Walaupun begitu, faktor non genetik termasuk lingkungan pasti mempengaruhi kualitas genetik tanaman. Suatu tanaman pasti punya genetik unggul dalam kondisi lingkungan baik. Sehingga, hasil produksi pertanian berkualitas dan nyata.
Sebagai akademisi, maka ketika kamu ingin membuat jurnal pemuliaan tanaman, maka tidak lepas dari kualitas benih. Apalagi mahasiswa perlu menulis jurnal ilmiah untuk syarat kelulusan. Sedangkan dosen harus menulis karena sesuai kebijakan Pemerintah ketika harus mengurus kenaikan pangkat.
Tips Menulis Jurnal Pemuliaan Tanaman Berkualitas
Dari Univesritas Trunojoyo Madura, sebuah kampus negeri di Madura, Profesor Arif Muntasa menjabarkan bahwa menulis jurnal tidaklah mudah. Walaupun begitu, ada berbagai cara supaya kamu bisa menulis jurnal, termasuk untuk jurnal pemuliaan tanaman agar penulisan terasa menyenangkan.
Sebelum publikasi jurnal, kamu sebagai peneliti wajib paham beberapa hal. Jika jurnal ingin dipublikasi tingkat internasional seperti SCOPUS atau tingkat nasional seperti SINTA, ada beberapa tips yang wajib kamu perhatikan sebagaimana berikut:
1. Pilih Jurnal dan Penerbit
Memang ada banyak penerbit gratis, beberapa kegiatan hibah penelitian menyediakan dana dalam penulisan jurnal, termasuk konferensi internasional. Peluang-peluang seperti ini tersedia sangat luas, dan dapat ditemui dalam internet. Tidak hanya harus teliti, tetapi juga harus tekun mengumpulkan informasi.
Beberapa publikasi gratis supaya terindeks SCOPUS yaitu International Journal of Technology dari UI, International Journal on Electrical Engineering dan Informatik dari ITB, maupun penerbit jurnal internasional dari Sage, Francis, Taylor, dan Elsevier.
2. Ditolak Tidak Masalah!
Tidak ubahnya dengan publikasi opini pada media massa, terkadang ketika publikasi jurnal, kamu bisa mengalami penolakan dan hal tersebut adalah wajar.
Walaupun begitu, kamu wajib bangkit dan lakukan evaluasi. Pelajari apa saja alasan yang membuat jurnal kamu jadi ditolak. Misalnya, naskah berada di luar area jurnal pemuliaan tanaman, naskah tidak lengkap, tata bahasa kurang layak, atau pembahasan kurang mendalam.
3. Target Jurnal
Sebagai akademisi, kamu wajib tahu bagaimana target jurnal yang lolos pilihan. Selain tingkat kesulitannya, juga preferensi redaksi, gaya selingkung, maupun batasan-batasan lainnya dalam jurnal tersebut. Jangan sampai penelitian terkait pemuliaan tanaman justru kamu kirimkan pada jurnal yang membahas teknologi pangan.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba jurnal dari ranking lebih rendah, kemudian meningkatkan kemampuan secara bertahap melalui perbaikan kualitas tulisan dan profil. Sehingga, kamu nantinya bisa lebih terbiasa.
Tips-tips seperti ini juga dapat kamu pelajari dan dapat kamu asah seiring berjalannya waktu. Ada banyak forum, platform pembelajaran maupun sistem akademik yang bsia kamu gunakan agar bisa meningkatkan diri.
Hal yang tidak kalah penting adalah selalu punya kemauan kuat sebagai seorang peneliti untuk belajar. Dalam hal ini, tidak mudah menulis jurnal pemuliaan tanaman atau bidang lainnya. Tetapi memang akademisi selalu punya kewajiban menyebarkan informasi ilmu pengetahuan dan peradaban melalu cara tertulis, yaitu jurnal.
